Gerakan UGM Berintegritas (dengan hashtag #UGMBerintegritas) tidak terbatas pada reaksi insidental terhadap Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket DPR RI terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saja. #UGMBerintegritas memiliki road map penegakkan nilai-nilai integritas, baik di lingkungan internal UGM, maupun di Indonesia, baik dalam jangka pendek, menengah dan jangka panjang. State-captured corruption marak terjadi di Indonesia di saat penyusunan undang-undang. Di masa mendatang para pakar dari UGM melalui #UGMBerintegritas akan berkontribusi aktif mengawal penyusunan undang-undang melalui analisis Regulatory Impact Assessment (RIA) dengan kajian multidisipliner. Di level internal, upaya-upaya pencegahan korupsi melalui gerakan #UGMBerintegritas perlu dilakukan agar warga UGM terhindar dari bahaya korupsi.
Menanggapi gerakan #UGMBerintegritas, beberapa pihak menilai para dosen UGM sedang "berpolitik". Apa sebenarnya arti kata "berpolitik"? Berikut ini penjabaran kata "berpolitik" menurut Prof. Purwo Santoso, Ph.D, Guru Besar Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Politik UGM:
- Berpolitik adalah menjalin relasi kuasa. Medium relasi kuasa ini bermacam-macam: (1) Ilmu pengetahuan; (2) ikatan: {a) keagamaan; (b) adat-budaya; (c) kekerabatan-persaudaraan; (c) kedaerahan; (d) moral; dll; (3) birokrasi dan organisasi pemerintahan; (4) penguasaan daya paksa (misalnya senjata dan kekuatan massa); (5) simbol; dll.
- Ada dua cara berpolitik: pertama, mengejar pamrih (mendapatkan, mengakumulasi, dan menikmati kekuasaan); kedua, dalam bahasa Jogja: "nyuwung" atau mengosongkan pamrih. Strategi kedua ini lebih dahsyat, banyak mengandalkan komunikasi simbolik yang efektif meringkas pengamatan.
- Terkait dengan gerakan #UGMBerintegritas, dosen dan civitas akademika UGM sedang berpolitik dalam kapasitas sebagai komunitas keilmuan. Warga UGM sedang menempuh jalur NYUWUNG, mengosongkan pamrih individual untuk menyehatkan khasanah publik yang sedang sakit: menerima normalitas praktek-praktek korupsi. Di sinilah integritas menjadi taruhan.
Oleh karena itu, UGM harus menggerahkan kapasitas berpolitik pengetahuan. UGM harus mengatakan yang BENAR itu BENAR. UGM harus mengatakannya dan terus mengatakan, meskipun dicibir melakukan mobilisasi politik; karena UGM berintegritas.
Gerakan #UGMBerintegritas adalah ekspresi politik pengetahuan yang dijalin dan merupakan aktualisasi pengabdian warga UGM kepada masyarakat atas ilmu-ilmu yang dimiliki. Karenanya, dengan integritas akademiknya, UGM ikut hadir mengawal dan merawat nalar dan kepentingan publik.